Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat agar tidak panik menyusul penyebaran undefined pneumonia . Ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit radang paru paru ini. Salah satunya adalah memakai masker. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi mengatakan, apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.

“Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam,” kata dr. Imran dikutip, Rabu (29/11/2023). Selain itu, warga juga perlu melakukan vaksinasi untuk melawan influenza, Covid 19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan. Tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit.

Kasus Dua Warga Klaten Hilang Sejak 2021 dan 2022, Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri Halaman 3 Sriwijaya FC vs PSMS Medan Laga Hidup Mati, Perebutuan Tiket Terakhir Babak 12 Besar Liga 2 Serambinews.com Salurkan KPR Selama 47 Tahun, BTN Gelontorkan Pembiayaan Hingga Rp470 Triliun Wartakotalive.com

TERNYATA ini Bocoran Menteri PAN RB Tentang Skema Terbaru Rekrutmen CPNS dan PPPK Tahun 2024 2030 IDF Rilis 11 Foto Pemimpin Senior Hamas Kumpul di Terowongan, 5 di Antaranya telah Terbunuh Halaman 3 Serta memastikan memiliki ventilasi yang baik. Keempat, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir.

“Masyarakat tetap tenang, jangan panik,” kata dr Imran. Menurut Imran, saat ini yang harus dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri. Di Negeri Tirai Bambu saat ini mengalami ancaman serius penyebaran undefined pneumonia yang mulai merebak sejak November 2023.

Selain China, pneumonia juga dilaporkan terjadi di Eropa dengan mayoritas anak anak sebagai penderitanya. Dokter Imran menerangkan, pneumonia yang saat ini merebak di China pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh infeksi bakteri. Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid 19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid 19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Surat Edaran yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 27 November 2023 memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC. “Kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah pada pneumonia,” terangnya. Upaya mitigasi, lanjut dr. Imran, tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia:

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *